REAKSI RAKYAT INDONESIA TERHADAP KEKUASAAN VOC
A. Perlawanan
terhadap VOC
Kedatangan VOC dari Belanda ke Indonesia menjadi awal mula penjajahan di negeri ini. VOC singkatan dari Vereenigde Oost-Indische Compagnie. VOC adalah gabungan perusahaan-perusahaan dagang Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur. Inilah perlawanan rakyat Indonesia terhadap VOC
Terjadi
karena monopoli perdagangan yang dilakukan VOC serta usahanya untuk memperluas
daerah jajahan. Perang terhadap VOC diantaranya adalah :
1. Perlawanan
kerajaan Mataram
Perlawanan ini disebabkan oleh usaha Sultan Agung Hanyokrokusumo dari
Mataram untuk mengembangkan kekuasaanya di seluruh Jawa. Tetapi usaha ini
terhalang oleh VOC yang ada di Batavia. Untuk itu perlu dilancarkan serangan ke
Batavia guna menyingkirkan VOC dari pulau Jawa. Alasan Mataram adalah VOC tidak
mau mengakui kedaulatan kerajaan Mataram dan berusaha memonopoli perdagangan di
Jawa.
Serangan kerajaan Mataram terjadi 2 kali, Tahun 1627
dipimpin Tumeng gung Bahurekso, Suro Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati
Mandurejo,dan Dipati Ukur. Serangan pertama gagal karena banyak
persediaan makanan pasukan Mataram di bakar Belanda,jarak Mataram VOC yang jauh
dan kalah persenjataan perang. Pada serangan kedua dipimpin Pangeran Puger dan Gbr.
Sultan Agung H Pangeran Purboyo berhasil mengepung Batavia berhari-hari
dalam sera ngan ini Gubernur Jenderal Belanda J.P Coen tewas terkena penyakit
kolera.
Sepeninggal Sultan Agung, penggantinya yaitu Sultan
Amangkurat Mas I justeru bersedia bekerjasama dengan Belanda. Hal ini
menimbulkan kemarahan rakyat khususnya daerah Pantura, mereka bangkit melawan
Belanda dipimpin Trunojoyo yang dibantu pasukan Makasar dipimpin Kraeng
Galesung dan berhasil menguasai ibukota kerajaan Mataram.
Pengganti Amangkurat Mas I adalah Amangkurat Mas II.
Ibukota Mataram dipindah ke Surakarta ia berhasil menyingkirkan Trunojoyo
berkat bantuan Belanda. Tetapi Amangkurat Mas II sadar, kerjasama dengan
Belanda lebih banyak ruginya maka ketika Untung Suropati melawan Belanda ia
justeru mendukung dan kapten Tack berhasil dibunuh. Belanda berusaha memecah
belah kerajaan Mataram, maka ketika terjadi perang yang dipimpin P.Mangkubumi
dan Raden Mas Said diselesaikan dengan perjanjian Gianti dan perjanjian
Salatiga. Perjanjian Gianti berisi
kerajaan Mataram dibagi menjadi 2 Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
P.Mangkubumi menjadi raja di Kasultanan Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hameng
ku Buwono I, sedang perjanjian Salatiga membagi kasunanan Surakarta mnjadi 2
yaitu Kasuna nan Surakarta dan Mangkunegaran, Raden Mas Said menjadi raja
Mangkunegaran bergelar Sri Mangkunegoro I.
2. Perlawanan kerajaan Makasar
Perlawanan ini dipimpin Sultan Hasanudin. Penyebab
peperangan adalah keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan di Makasar. Untuk
itu VOC berusaha menguasai benteng Sombaapu yang strategis karena menghubungkan
perdagangan antara Malaka – Jawa –Maluku.Pertama-tama VOC meminta Makasar untuk
menutup pelabuhannya bagi kapal-kapal asing kecuali kepada Belanda. Permintaan
tersebut ditolak S Hasanudin justeru S Hasanudin menguasai daerah sekitarnya
termasuk Bone dan daerah Nusa tenggara.
AruPalaka penguasa Bone tidak terima maka ia minta bantuanGbr.
S. HasanudinBelanda untuk menyingkirkan S Hasanudin, akibatnya perang besar
tidak dapat dihindari. S Hasanudin mengalami kekalahan dan terpaksa menandata
ngani perjanjian Bongaya sambil mengulur waktu untuk menghimpun kekuatan
kembali. Perjanjian Bongaya berisi : VOC memonopoli perdagangan di Makasar, VOC
boleh mendirikan benteng Roterdam di Makasar, S. Hasanudin harus melepaskan
daerah yang dikuasai termasuk Bone, Aru Palaka diakui sebagai raja Bone, dan
Makasar harus mengganti kerugian perang. Setelah kekuatan kembali terkumpul S.
Hasanudin melanjutkan perang dan gugur di benteng Sombaapu, pengikutnya yang
setia melanjutkan perjuangan ke daerah lain seperti Kraeng Galesung dan Montemerano
yang membantu Trunojoyo di Jawa.
3. Perlawanan
kerajaan Banten
Di masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai
kejayaan ia menerapkan sistem perdagangan bebas sehingga banyak bangsa
berdagang dengan kerajaan Banten. Namun VOC berusaha mendapat hak monopoli perdagangan
di Banten, pertama-tama
VOC
memblokade jalur perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa minta bantuan
Inggris,Denmark dan Perancis. VOC tidak kurang akal dengan siasat de vide et
impera Sultan Haji anak Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dibujuk Belanda untuk
merebut tahta ayahnya.Tahun 1681pasukan VOC yang di bantu S. Haji berhasil
mendesak pasukan S. Ageng Tirtayasa. S Ageng tertangkap dan di tawan hingga
wafat pada tahun 1692. Sebagai imbalan Sultan Haji harus memberikan Cirebon S.
Ageng Tirtayasa kepada VOC, memberikan hak monopoli
dagang lada di Banten dan Lam pung kepada VOC,
dan Banten
harus mengakui kekuasaan VOC. Namun perlawanan terhadap VOC di Banten terus
berlanjut dibawah pimpinan Pangeran Purbaya,Ratu Bagus dan Kyai Tapa.
4. Perlawanan
rakyat Maluku
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC disebabkan
oleh : upaya VOC memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, pelayaran
hongi dan hak ekstirpasi yang dilakukan VOC. Pelayaran Hongi yaitu patroli
keamanan menggunakan kapal kora-kora untuk mencegah terjadinya penyelundupan
perdagangan rempah-rempah yang dilakukan rakyat Maluku terhadap bangsa lain.
Hak ekstirpasi yaitu pembakaran tanaman cengkeh/ rempah-rempah untuk menjaga
kestabilan harga rempah-rempah di pasar dunia.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh
Kakiali (1635), Telukabesi (1646), Saidi (1650) dan oleh sultan Tidore bernama
Sultan Jamaludin. Tertangkapnya S Jamaludin oleh VOC menyebabkan perang besar
antara rakyat Tidore yang dipimpin Sultan
Nuku putera S. Jamaludin melawan VOC. Siasat yang dipakai adalah mengadu
domba antara tentara Inggris dengan tentara VOC. Setelah VOC kalah tentara
Inggris disingkirkan dari Maluku, dan Tidore terbebas dari kekuasaan asing
untuk sementara.