Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Nusantara - Okufo


 Kolonialisme Dan Imperialisme Barat Di Nusantara

A.  Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut.

Imperialisme adalah Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri

B.  Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia

1.   Faktor utama: Gold, Gospel dan Glory

a.    Gold: keinginan untuk memperoleh keuntungan berdagang di dunia timur

v  Faktor Konstantinopel

Konstantinopel merupakan pusat perdagangan barang-barang dari Dunia Timur seperti emas, perak, rempah-rempah, tembikar, karpet, gading, batu mulia dan sutra. Di kota milik kekaisaran Romawi ini pedagang barat membeli dari pedagang perantara (saudagar Arab dan pedagang dari Asia Tengah) dengan harga mahal. Bangsa barat, khusunya Portugis berfikir bahwa akan lebih murah bila mereka membelinya langsung dari India, Cina, Indonesia, Asia Tengah dan Afrika Utara. Hal inilah yang mendorong Portugis sebagai pelopor penjelajahan ke Dunia Timur pada abad ke-15, yang berawal dari penemuan Tanjung Harapan di Afrika Selatan oleh Bartolomeu Dias pada tahun 1488 dan melalui Vasco da Gama pada tahun 1498 Portugis membuang sauh di India.

v  Berkembangnya paham Merkantalisme di Eropa

Merkantalisme adalah teori yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang dimiliki serta besarnya volume perdagangan global suatu negara. Aset modal berupa emas, perak dan komoditas lainnya seperti rempah-rempah, dan neraca ekspor-impor negaranya yang selalu positif. Merkantalisme berkembang pada abad ke- 15 sampai abad ke-17 dianut oleh negara Eropa termasuk Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Oleh karena itu negara-negara Eropa berupaya memonopoli jalur perdagangan diantara mereka sendiri, sehingga menjadi cikal bakal lahirnya Imperialisme dan kolonialisme ke negara-negara Asia-Afrika dan Amerika Selatan.

b.    Gospel: menyebarkan agama Nasrani

Portugis dan Spanyol merupakan negara yang dilandasi agama Katolik. Rajanya memiliki ketaatan yang tinggi kepada Paus (pemimpin gereja Katolik seluruh dunia) karena Paus diyakini wakil Tuhan di dunia. Sehingga salah satu misi penjelajahan Portugis adalah menyebarkan agama Nasrani.

c.    Glory: mencapai kejayaan sebagai suatu bangsa

Sebagai bangsa yang cukup lama dikuasai bangsa Moor , Portugis ingin bangkit dan membuktikan pada bangsa lain bahwa mereka bisa berjaya dengan kekuatan sendiri. Semangat untuk mencapai kejayaan sebagai suatu bangsa itulah yang melahirkan era Penjelajahan Samudra yang dipelopori Portugis sendiri

2.   Faktor-faktor pendukung

v  Adanya penemuan baru terutama dalam bidang Maritim, seperti Kompas, Navigasi, Kartografi (pembuatan peta) dan Karavel (perahu cepat berukuran kecil yang bisa melawan angin)

v  Dorongan idealisme pribadi. Semenjak munculnya penemuan Galileo Galilei  bahwa bumi itu bulat dan ditambah lagi dengan buku yang ditulis Marco polo tentang perjalanannya tahun 1271-1292 dalam buku  The Travels of Marco Polo. Buku ini mengisahkan tentang keajaiban dan kemakmuran wilayah dunia timur, Asia, Persia, Cina dan Indonesia. Buku ini dibaca secara rinci oleh Christhoper Columbus.

v  Portugis dan Spanyol menjadi tempat pengungsi pengusaha dan tenaga terampil asal Konstantinopel ketika kota ini dikuasai oleh Kesultanan Ottoman pada 1453. Sebagian dari mereka ahli dalam perdagangan di Asia-Afrika dan ahli dalam bidang maritim sehingga membantu Portugis dan Spanyol dalam perluasan wilayah keluar Eropa.

3.   Faktor pemicu: Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453

Konstantinopel pada tahun 1453 dikuasai oleh bangsa Turki Usmani (Ottoman). Sultan Mahmed II menghambat pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Sehingga akses Eropa ke Asia terputus akibatnya mempengaruhi lalu-lintas dan volume perdagangan rempah-rempah. Hal ini mempengaruhi ekonomi Eropa, akhirnya bangsa Eropa yang dipelopori Portugis berusaha mencari rute baru .

Pada tahun 1488, Bartolomei Dias  berlayar menyusuri pantai barat Afrika. Ia mengintari Tanjung Harapan, tetapi belum berlabuh di tempat itu dan terus menyusuri bagian Timur Afrika melewati Mossel Bay dan Kwaainhoek (Afrika Selatan). Dias bermaksud terus berlayar sampai ke India, namun dia harus kembali karena anak buahnya menolak melanjutkan perjalanan. Dalam pelayaran pulang Dias berlabung di tanjung bebatuan di Afrika Selatan yang di sebut Tanjung Harapan  , sehingga Dias mengetahui bahwa:

1.    Berlayar mengintari Afrika (dari Baratke Timur) itu mungkin hanya dengan  mengintari tanjung tersebut.

2.    Dengan mengintari tanjung bebatuan tersebut, para pelaut dapat mencapai India dan wilayah timur lain melalui laut.

Raja Jhon II menamai Tanjung Harapan, karena melalui penemuan tanjung tersebut ada harapan besar dari terbukanya rute laut ke India dan Dunia Timur lain.

Akan tetapi ekspedisi Portugis ke India baru terwujud tahu 1497 di bawah pimpinan Vasco da Gama  dengan mengintari Tanjung Harapan dan mengarungi Samudra Hindia. Ia tiba di Kalikut India tahun1498. Alfonso de Albuquerque menaklukkan Goa, India tahun 1510 dan terus melebarkan sayap ke Nusantara.

C.   Kedatangan bangsa barat ke Indonesia

a.    Bangsa Portugis

Pada tahun 1486 Bartholomeus Diaz berlayar menyusuri pantai Benua Afrika dengan tujuan India. Meskipun gagal mencapai India, namun ekspedisi Bartholomeus Diaz berhasil menemukan jalur baru ke Hindia Timur. Selanjutnya, pada tahun 1498 Raja Portugis mengirim ekspedisi di bawah pimpinan Vasco da Gama dengan menempuh jalur yang ditemukan Bartholomeus Diaz.
Pada tahun 1511 Portugis di bawah pimpinan Alfonso d Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Setahun kemudian rombongan Portugis mengadakan ekspedisi ke Maluku. Sejak itu, Portugis membeli rempah-rempah langsung dari Maluku dan dibawa ke Lisabon.

Alfonso de Albuquerque, tokoh inilah yang membuat kawasan Nusantara waktu itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.

Alfonso de Albuquerque

Periode Kejayaan Portugis di Nusantara   

     Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku. Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka.

    Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian Sunda - Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.  

 

Prasasti Sunda - Portugal

Pada tahun 1512 juga Alfonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate.

 

     Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitu pula negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. Salah seorang misionaris terkenal adalah Francis Xaviera tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

 

b. Bangsa Spanyol

Christophorus Columbus bermaksud mencari wilayah Hindia Timur melalui arah barat. Setelah berlayar lebih dari dua bulan mengarungi Lautan Atlantik, sampailah Columbus di Kepulauan Bahama, Karibia. Columbus menganggap bahwa ia telah sampai di Hindia dari arah barat. Oleh karena itu, ia menamai penduduk daerah itu dengan nama Indian. Kekeliruan Columbus ini telah menghasilkan sebutan Hindia Barat untuk Amerika.

Pengalaman Columbus banyak dipelajari oleh Ferdinand Magelhaens dan Yuan Sebastian del Cano dalam penjelajahan samudra. Pada bulan Agustus 1519 Magelhaens berlayar ke arah barat dengan cara menyusuri pantai selatan Benua Amerika dan Lautan Pasifik. Pada tahun 1520 mereka tiba di Filipina dan mendirikan tugu peringatan yang menyatakan bahwa Filipina merupakan daerah milik Raja Spanyol. Sewaktu berada di Filipina, terjadi perang antara kerajaan-kerajaan di Filipina. Magelhaens terbunuh dalam sebuah pertempuran. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Maluku oleh Yuan Sebastian del Cano.

Di Maluku rombongan bangsa Spanyol ini bertemu dengan bangsa Portugis. Kedua bangsa tersebut terlibat dalam persaingan perdagangan. Akhirnya, melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1521, Spanyol harus meninggalkan Maluku. Setelah menandatangani perjanjian Saragosa, rombongan Yuan Sebastian del Cano melanjutkan perjalanan ke arah barat menuju Eropa dan tiba di Eropa pada tahun 1522. Rombongan itu menjadi rombongan pertama yang melakukan ekspedisi mengelilingi dunia dan membuktikan bahwa bumi itu bulat. Kisah perjalanan Magelhaens ditulis oleh Pigafetta.

 

c.    Bangsa Belanda

Pada mulanya, pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon (Lisboa), Portugis. Ketika itu, Belanda masih dalam penjajahan Spanyol. Kemudian terjadilah Perang 80 Tahun, yaitu perang kemerdekaan Belanda terhadap Spanyol. Perang tersebut berhasil melepaskan Belanda dari kekuasaan Spanyol dan menjadikan William van Orange sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.

Pada tahun 1580, Raja Phillip dari Spanyol naik tahta. Beliau berhasil mempersatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya, Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol. Hal itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudera untuk mendapatkan daerah-daerah asal rempah-rempah.

0 komentar